Pencegahan Penyakit DBD dan Kencing Manis - WLTC
Headlines News :
Home » » Pencegahan Penyakit DBD dan Kencing Manis

Pencegahan Penyakit DBD dan Kencing Manis

Tindakan Preventif Pada Penyakit Tidak Menular (Diabetes mellitus) dan Pada Penyakit Menular (DBD)


oleh: Muhammad Wahid Muslim


A. Kencing Manis (Diabetes mellitus)

Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan penyakit gula darah atau kencing manis yang mempunyai jumlah penderita yang cukup banyak di Indonesia juga di seluruh dunia.

Pada orang yang sehat karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi glokosa yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif atau merugikan.

Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air seni penderita kencing manis akan mengandung gula sehingga sering dilebung atau dikerubuti semut. Selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi / tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus dan lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal, dan sebagainya. Kandungan atau kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Pada orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl. Penyakit yang akan ditimbulkan oleh penyakit gula darah ini adalah gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk / gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa amputasi anggota tubuh karena pembusukan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan melakukan perawatan yang serius bagi penderita serta melaksanakan / menjalani gaya hidup yang sehat dan baik bagi yang masih sehat maupun yang sudah sakit.

Terdapat dua tipe diabetes mellitus, DM tipe 1 adalah di mana tubuh kekurangan hormon insulin atau istilahnya Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya atau istilahnya Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Diabetes bukan 100% penyakit turunan. Diabetes melistus bisa disebakan riwayat keturunan maupun disebabkan oleh gaya hidup yang buruk. Setiap orang bisa terkena penyakit kencing manis baik tua maupun muda. Waspada bagi anda yang memiliki orang tua yang merupakan pengidap diabetes, karena anda akan juga memiliki bakat gula darah jika tidak menjalankan gaya hidup yang baik.
  • PENCEGAHAN


Pencegahan terhadap penyakit

diabetes melitus dapat dilakukan dengan beberapa cara, dan terbagi menjadi beberapa tipe.
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan kepada orang-orang yang termasuk ke dalam kategori beresiko tinggi, yaitu orang-orang yang belum terkena penyakit ini tapi berpotensi untuk mendapatkannya. Untuk pencegahan secara primer, sangat perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap terjadinya diabetes melitus, serta upaya yang dilakukan untuk menghilangkan faktor-faktor tersebut. Edukasi berperan penting dalam pencegahan secara primer. Pencegahan primer merupakan pencegahan terjadinya diabetes melitus pada individu yang berisiko melalui modifikasi gaya hidup (pola makan sesuai, aktivitas fisik, penurunan berat badan) dengan didukung program edukasi yang berkelanjutan. Kendati program ini tidak mudah, tetapi sangat menghemat biaya. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan di negara-negara dengan sumber daya terbatas.

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder merupakan suatu upaya pencegahan dan menghambat timbulnya penyakit dengan deteksi dini dan memberikan pengobatan sejak awal. Deteksi dini dilakukan dengan pemeriksaan penyaring. Hanya saja pemeriksaan tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar. Pengobatan penyakit sejak awal harus segera dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyakit menahun. Edukasi mengenai diabetes melitus dan pengelolaannya, akan mempengaruhi peningkatan kepatuhan pasien untuk berobat. pencegahan sekunder, merupakan tindakan pencegahan terjadinya komplikasi akut maupun jangka panjang. Programnya meliputi pemeriksaan dan pengobatan tekanan darah, perawatan kaki diabetes, pemeriksaan mata secara rutin, pemeriksaan protein dalam urine program menurunkan atau menghentikan kebiasaan merokok.
3. Pencegahan tersier
Jika penyakit menahun diabetes melitus terjadi kepada Anda, maka para ahli harus berusaha mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut dan merehabilitasi penderita sedini mungkin sebelum penderita mengalami kecacatan yang menetap. Contohnya saja, acetosal dosis rendah (80 – 325 mg) dapat diberikan secara rutin bagi pasien diabetes melitus yang telah memiliki penyakit makroangiopati (pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak, pembuluh darah kapiler retina mata, pembuluh darah kapiler ginjal). Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait sangat diperlukan.
B. Pencegahan DBD (Penyakit Menular)


Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian Vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypty. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier :


1. Pencegahan Primer

Adalah upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit belum mulai (pada periode pre-patogenesis) dengan tujuan agar tidak terjadi proses penyakit.
a. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSM), Pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
1. Menguras Bak Mandi/ penampungan air, sekurang-kurangnya sekali seminggu.
2. Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
3. Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
4. Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas, dan ban bekas di sekiter rumah, dsb.

b. Biologis
Pengendalian Biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) dan bakteri (Bt.H-14).

c. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan: Pengasapan (dengan menggunakan malathion dan Vention), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu. Memberikan bubuk abate (Temetphos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, Gentong air, vas bunga, kolam, dsb. Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalanh dngan Mengkombinasikan cara-cara diatas, yang disebut dengan ‘3M Plus’, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu, juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dan lain-lain sesuai dengan kondisi setempat.

B. Pencegahan Sekunder
Adalah upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit berlangsung namun belum timbul tanda/ gejala sakit (Patogenesis awal) dengan tujuan proses penyakit tidak berlanjut.
A. Diagnosis dini dan pengobatan segera
Diagnosa demam berdarah dengue adalah Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah :
1. Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/ mm3
2. Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% diatas rata-rata.

Penatalaksanaan demam berdarah adalah Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah :
1. Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/ mm3
2. Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% diatas rata-rata Pengobatan penderita demam berdarah adalah dengan cara :
a. Pengantian cairan tubuh
b. Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter dalam 24 jam.
c. Gastroenteritis oral solution atau kristal diare yaitu garam elektrolid
( oralit kalau perlu 1 sendok makan setiap 3 sampai 5 menit )

C. Pencegahan Tersier
Adalah pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir periode patogenesis) dengan tuuan untuk mencegah cacat dan mengembalikan penderita ke status sehat.
1. Pengobatan
Pengobatan penderita demam berdarah adalah dengan cara :
a. Pengantian cairan tubuh
- Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter dalam 24 jam.
- Gastroenteritis oral solution atau kristal diare yaitu garam elektrolid ( oralit kalau perlu 1 sendok makan setiap 3 sampai 5 menit )
b. Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit diperlukan untuk mencegah terjadinya syok yang dapat terjadi secara tepat.
c. Pemasangan infus NaCl atau Ringer melihat keperluanya dapat ditambahkan, Plasma atau Plasma expander atau preparat hemasel.
d. Antibiotik diberikan bila ada dugaan infeksi sekunder

Muhammad Wahid Muslim was graduated from Health Safety and Environment (HSE) at State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta in year 2012. He is also interested in Web-Design, Photography, Computer Security, Publich Health, and Islamic Values. This site was built by him for "Communicative, Informative, Educative, Attractive" educational only.

Visit My Site | Follow On Twitter | Find In Facebook

Share this article :
Untuk menggunakan emoticon, tulis kode disamping gambar saat berkomentar
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :n: :o: :p: :p: :p:
2 Comments
Tweets
Fb Comments

2 comments :

  1. Artikelnya bagus2. Aku suka blog mu.
    Tambah terus artikelnya.
    Salam kenal

    http://indodiabetes.com

    ReplyDelete
  2. Terima kasih. Tetep butuh saran dan masukan dari semua, agar artikel2 yang saya masukkan jauh lebih bermanfaat untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Regard

    ReplyDelete

 

Join us on Facebook

Please wait..10 Seconds Cancel
Support : | |

WLTC