Klasifikasi Toksikan - WLTC
Headlines News :
Home » » Klasifikasi Toksikan

Klasifikasi Toksikan

oleh: Muhammad Wahid Muslim, SKM

Toksikologi merupakan ilmu pengetahuan yang ada sejak zaman purbakala, yang merupakan perpaduan antara ilmu bologi dan ilmu kimia dan dapat digunakan untuk memahami konsep aksi dan keberadaan zat toksik serta penerapan konsep tersebut dalam permasalahan lingkungan. Pada perkembangannya toksikologi mengalami zaman abad pertengahan dan sampai munculnya zaman toksikologi modern. Secara tradisional toksikologi merupakan pengetahuan dasar tentang aksi dan perilaku racun. Sedangkan pengertian racun sendiri adalah bahan yang bila tertelan atau terabsorpsi akan mampu membuat manusia sakit dan mematikan.
Selain pengertian secara tradisional, toksikologi diartikan juga sebagai ilmu pengetahuan tentang efek yang merugikan dari bahan kimia pada sistem biologis. Toksikologi seperti halnya ilmu kedokteran adalah sebagai ilmu dan seni dalam mempelajari dampak buruk bahan kimia terhadap sistem biologi. Dalam hampir semua kasus, ilmu pengetahuan toksikologi digunakan untuk mengembangkan prakiraan atau hipotesis dari dampak buruk kimia dalam situasi di mana informasi yang ada hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak ada.
1.      Pengertian Toksikologi
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari bahan kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi merupakan disiplin ilmu yang mencakup sejumlah ilmu dasar dan ilmu terapan sebagaimana ditunjukkan seperti di bawah ini :
  1. Ilmu Dasar
Termasuk ilmu dasar adalah ilmu kimia, kimia analitik, biokimia, fisiologi, histologi, payologi, mikrobiologi dan immunologi.
  1. Ilmu Terapan
Termasuk ilmu terapan antara lain ilmu hewan, ilmu dan teknologi makanan, pengobatan hewan, pengobatan manusia, argonomi/ ilmu tanah, perikanan, entomologi, biota laut, rekayasa/ enjinering, ekonomi, ekologi dan ilmu tanah.

2.      Pembagian Toksikologi
Tosikologi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bidang spesifik, yaitu :
  1. Toksikologi Forensik
Mempelajari aspek medikolegal dari bahan kimia yang mempunyai efek membahayakan pada manusia atau hewan, sehingga dapat dipakai untuk membantu mencari atau menjelaskan penyebab kematian pada suatu kasus kejahatan.
  1. Toksikologi Klinis
Bidang ilmu kedokteran yang memberikan perhatian terhadap penyakit yang disebabkan oleh bahan toksik atau hubungan yang unik dan spesifik dari bahan toksik tersebut.
  1. Toksikologi Lingkungan
Mempelajari efek dari bahan polutan terhadap kehidupan dan pengaruhnya terhadap ekosistem yang digunakan untuk mengevaluasi kaitan antara manusia dengan polutan yang ada di lingkungan. Sebagai studi mengenai efek yang merugikan/ berbahaya dari zat kimia/ toksikan dalam lingkungan. Efek merugikan/ berbahaya tersebut dapat berakibat buruk terhadap makhluk hidup termasuk manusia.
Selain dari tiga pembagian yang disampaikan di atas, ada juga literatul lain yang membagi menjadi bermacam-macam ilmu toksikologi, salah satunya adalah toksikologi industri.
Tosikologi Industri à industrialisasi yang menggunakan berbagai bahan baku yang dapat bersifat berbahaya dan beracun, baik bagi pekerjanya maupun lingkungannya, sehingga mendukung perkembangan toksikologi industri. Toksikologi industri saat ini telah banyak memberikan pengalaman dan sumbangan dalam penentuan kadar aman suatu zat yang berada dalam lingkungan kerja, didasarkan atas 8 jam kerja per hari dan atau 40 jam kerja per minggu, untuk masyarakat dewasa dan sehat. Hal ini dimungkinkan karena industri besar, mempekerjakan banyak karyawan yang terpapar terhadap berbagai zat yang ada di lingkungan kerja, dengan kondisi lingkungan terbatas, sehingga baik lingkungan maupun karyawan dapat dipantau dengan baik. Oleh karena itu toksikologi industri sudah maju jauh ke depan sebelum berkembangnya toksikologi lingkungan. Kadar aman suatu zat yang boleh ada di dalam lingkungan kerja; dikenal sebagai Threshold Limit Values (TLV) ataupun Maximum Allowable Concentration (MAC), ataupun Nilai Ambang Batas (NAB)

3.      Klasifikasi dan Karakteristik Toksikan (Bahan Toksik)
Klasifikasi toksikan (Bahan Toksik). Bahan toksik dapat diklasifikasikan berdasarkan:
-          Organ tujuan, misalnya ginjal, hati, dan sistem hematopoitik
-          Penggunaan, misalnya pestisida, pelarut, dan food additive
-          Sumber, misalnya tumbuhan atau hewan
-          Efek yang ditimbulkan, misalnya kanker dan mutasi
-          Bentuk fisik, misalnya gas, cair, dan debu
-          Label kegunaan, misalnya bahan peledak dan oksidator
-          Susunan kimia, misalnya amino aromatis, halogen, dan hidrokarbon
-          Potensi racun, misalnya organofosfat lebih toksik daripada karbamat
Untuk dapat diterima dalam spektrum agen toksik, suatu bahan tidak hanya ditinjau dari satu macam klasifikasi saja, tetapi dapat pula ditinjau dari beberapa kombinasi dan beberapa faktor lain. Klasifikasi bahan toksik dapat dibagi secara kimiawi, biologi, dan karakteristik paparan yang bermanfaat untuk usaha pengontrolan.
Ada pula sumber lain yang mengklasifikasikan toksik sebagai berikut :
1.      Klasifikasi atas dasar sumber
-          Sumber alamiah/buatan : klasifikasi ini membedakan racun asli yang berasalkan fauna dan flora, dan kontaminasi organisme dengan berbagai racun berasalkan lingkungan seperti bahan baku industri yang beracun ataupun buangan beracun dan bahan sintetis beracun.
-          Sumber berbentuk titik, area, dan bergerak. Klasifikasi ini biasanya digunakan untuk orang yang berminat dalam melakukan pengendalian. Tentunya sumber titik lebih mudah dikendalikan daripada sumber area yang bergerak.
-          Sumber domestik, komersial, dan industri, yang lokasi sumbernya. Sifat, dan jenisnya berbeda, kecuali terkontaminasi oleh buangan insektisida, sisa obat, dll.

2.      Klasifikasi atas dasar wujud
Klasifikasi atas dasar wujud sangat bermanfaat dalam memahami efek yang mungkin terjadi serta pengendaliannya:
-          Wujud pencemar dapat bersifat padat, cair, dan gas. Racun dapat dibedakan atas dasar wujudnya ini terutama karena efeknya yang berbeda. Gas dapat berdifusi, sehingga menyebar lebih cepat daripada cairan dan zat padat. Efek terhadap masyarakat tentunya akan sangat berbeda. Gasa dan padatan yang sangat halus akan cepat menimbulkan efek, dan apabila konsentrasi masyarakat di tempat tersebut padat, maka efeknya akan menjadi sangat drastis.
-          Ukuranpencemar bentuk,, dan densitas, serta komposisi kimiawi dan fisika sangat erat hubungannya dengan wujud. Hal ini akan memberikan petunjuk mudah tidaknya sesuatu pencemar memasuki tubuh host dan cepat tidaknya menimbulkan efek dan sampai seberapa jauh efeknya. Padatan halus dengan sifat-sifat tersebut dapat berbentuk sangat aerodinamis, sehingga mudah masuk ke dalam paru-paru, sekalipun ukurannya sangat relatif besar

3.      Klasifikasi atas dasar sifat kimia-fisika
Klasifikasi ini sering digunakan untuk bahan beracun (B3), dan pengelompokan xenobiotik tersebut adalah sebagai B3 yang:
-          Korosif
-          Radioaktif
-          Evaporatif
-          Eksplosif
-          Reaktif; semua ini menghendaki penanganan, transportasi, dan pembuangan yang berbeda, karena bahaya yang mungkin ditimbulkan akan berbeda.

4.      Klasifikasi atas dasar terbentuknya pencemar/xenobiotik
Pencemar yang terbentuk dan keluar dari sumber disebut pencemar prmer. Selanjutnya, setelah transformasi pertama di lingkungan, ia akan disebut pencemar sekunder, dan kemudian dapat menjadi pencemar tersier, dan seterusnya. Klasifikasi ini menjadi penting jika kita melakukan pengukuran ataupun pemantuan pencemar.  Lokasi, jarak, dari sumber, dan sifat reaktifitasnya dengan zat yang ada di media lingkungan akan menentukan terjadinya perubahan sifat kimia pencemar. Pencemar sekunder, dan seterusnya tentu akan bersifat berbeda dari sifat primer.

5.      Klasifikasi atas dasar efek kesehatan
Klasifikasi atas dasar efek kesehatan atau lebih tepat atas dasar gejala yang timbul mengelompokkan pencemar sebagai penyebab gejala:
-          Fibrosis atau terbentuknya jaringan ikat secara berlebih
-          Granuloma atau didapatnya jaringan radang yang kronis
-          Demam atau temperatur badan melebihi normal
-          Asfiksia atau keadaan kekurangan oksigen
-          Alergi atau sensitivitas yang berlebih
-          Kanker atau tumor ganas
-          Mutan adalah generasi yang secar genetik berbeda dari induknya
-          Cacat bawaan akibat teratogen
-          Keracunan sistemik, yakni keracunan yang menyerang seluruh anggota tubuh.

6.      Klasifikasi atas dasar kerusakan/organ target
Racun dapat dikelompokkan atas dasar organ yang diserangnya. Klasifikasi ini digunakan oleh para ahli superspesialis organ target tersebut. Dalam klasifikasi ini, racun dinyatakan sebagai racun yang:
-          Hepatotoksik atau beracun bagi hepar/hati
-          Nefrotoksik atau beracun bagi nefron/ginjal
-          Neurotoksik atau beracun bagi neuron/saraf
-          Hermatotoksik atau beracun bagi darah/sistem pembentukan sel darah
-          Pneumotoksik atau beracun bagi pneumon/paru-paru
Klasifikasi atas dasar organ target ini sering digunakan karena sifat kimia-fisika racun yang berbeda dengan racun biologis ataupun kuman patogen.
7.      Klasifikasi atas dasar hidup/matinya racun
Klasifikasi atas dasar hidup/motinya racun atau yang bersifat biotis dan abiotis dibuat, karena bahaya yang terjadi akan beda. Zat yang hidup dapat berkembang biak bila lingkungannya mengizinkan, sedangkan yang abiotis dapat berubah menjadi berbagai senyawa. Dengan demikian, pengendaliannya akan berbeda pula.

Muhammad Wahid Muslim was graduated from Health Safety and Environment (HSE) at State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta in year 2012. He is also interested in Web-Design, Photography, Computer Security, Publich Health, and Islamic Values. This site was built by him for "Communicative, Informative, Educative, Attractive" educational only.

Visit My Site | Follow On Twitter | Find In Facebook

Share this article :
Untuk menggunakan emoticon, tulis kode disamping gambar saat berkomentar
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :n: :o: :p: :p: :p:
5 Comments
Tweets
Fb Comments

5 comments :

  1. oke nih makasih o

    ReplyDelete
  2. oke nih makasih o

    ReplyDelete
  3. terima kasih atas ilmunya yang sangat bermanfaat
    boleh minta sumber literaturnya yang lengkap

    ReplyDelete

 

Join us on Facebook

Please wait..10 Seconds Cancel
Support : | |

WLTC