BIOKIMIA - WLTC
Headlines News :

BIOKIMIA


KELENJAR PANKREAS
Oleh : Muhammad Wahid Muslim
I. PENDAHULUAN
Seperti suatu mesin yang membutuhkan bahan bakar, badan memerlukan bahan untuk :
  1. Membentuk sel baru dan mengganti sel yang rusak
  2. Energi supaya sel tubuh dapat berfungsi dengan baik
Pada manusia, bahan bakar itu berasal dari bahan makanan yang terdiri dari karbohidrat (gula dan tepung-tepungan), protein (lauk pauk menjadi asam amino), dan lemak (lemak menjadi asam lemak). Di saluran pencernaan, makanan dipecah antara lain gula menjadi glukosa. Glukosa selanjutnya diserap oleh usus, lalu masuk ke pembuluh darah, dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh sel-sel yang ada di organ-organ tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk ke dalam sel terlebih dahulu. Di dalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya adalah energi. Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme, Insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa dari pembuluh darah ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar.
II. PEMBAHASAN
A.      HORMON INSULIN
Setelah mengadakan penelitian yang mendalam, Banting dan Best pada tahun 1922 memperoleh Insulin yaitu sejenis hormon jenis polipeptida yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan sel yang menghasilkan hormon yang disebut sel beta yang terdapat pada sel-sel Langerhans atau “pulau-pulau Langerhans”. Pankreas ini adalah sebuah kelenjar yang terletak pada dinding belakang perut bagian atas, menempel pada lekukan usus halus, di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk pulau pada peta. Oleh karena itu kumpulan sel tersebut dikenal dengan pulau-pulau Langenhans, yang berisi :
1.      sel beta yang mengeluarkan hormon INSULIN, fungsi hormon Insulin yaitu memasukkan glukosa dari pembuluh darah ke sel tubuh, dan mengubah glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di hati sebagai cadangan energi.
2.      sel alfa yang memproduksi hormon GLUKAGON yang memiliki fungsi sebaliknya yaitu meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan cara merubah glikogen yang merupakan cadangan energi tersebut menjadi glukosa .
  1. sel delta yang mengeluarkan SOMASTOSTATIN .
Sebagian besar sel-sel pankreas berfungsi untuk memproduksi cairan Pankreas. Disamping itu ada sekelompok kecil yang letaknya tidak teratur yang ditemukan Langerhans pada tahun 1987. Sel-sel itu kemudian disebut dengan sel-sel atau pulau-pulau Langerhans. Fungsi Insulin adalah untuk pengawalan keseimbangan tahap Glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel badan serta merangsang sintesis enzim-enzim kinase dalam hati, misalnya kinase piruvat, glukokinase, dan fosfofruktokinase. Di samping itu, Insulin juga sebagai penghambat atau penekan terbentuknya enzim-enzim glukoneogenik, misalnya glukosa-6-fosfatase, fruktosa-1,6-difosfatase, dan karboksilase piruvat. Dengan demikian, hormon insulin dapat mengendalikan proses metabolisme karbohidrat dan karenanya kadar gula dalam darah orang normal relatif konstan.
Insulin adalah suatu protein dengan bobot molekul sebesar 5734 dan mempunyai titik isolistrik pada pH 5,3-5,36. Hormon ini dengan alkali dapat bereaksi dan menimbulkan amonia, dan karenanya menjadi tidak aktif lagi. Enzim proteolitik yang dapat memecah protein juga dapat merusak insulin.
Kekurangan hormon Insulin dalam tubuh dapat mengakibatkan penurunan aktifitas enzim dalam proses glikolisis dan dengan demikian kadar glukosa menjadi lebih tinggi daripada keadaan normal atau dapat menyebabkan Diabetes militus. Diantaranya ada Diabetes melitus TIPE I dan Diabetes melitus TIPE II, sebagai berikut:
1.      Diabetes melitus TIPE I
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, selanjutnya di dalam sel, glukosa tersebut dimetabolisme menjadi energi / tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke sel,akibatnya glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah sehingga kadar glukosa di darah tetap tinggi, serta badan terasa lemah karena tidak ada sumber energi didalam sel. Hal ini disebabkan karena:
a.       Kerusakan sel beta pankreas yang disebabkan karena faktor keturunan .
b.      Reaksi otoimun yaitu tubuh memproduksi antibodi untuk menyerang sel nya sendiri (sel beta) yang seakan-akan dianggap benda asing (antigen). Hal ini terjadi karena adanya peradangan pada sel beta yang disebabkan antara lain : virus (contohnya virus cocsakie, rubella, herpes)
c.       Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
2.        Diabetes melitus TIPE II
Penderita diabetes melitus tipe II ini memiliki jumlah hormon Insulin yang normal, malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan ini jumlah lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang ,maka glukosa yang masuk ke sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di pembuluh darah tetap tinggi. Jadi diabetes melitus tipe II, di samping memiliki kadar glukosa yang tinggi, juga memiliki kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan inilah yang disebut resistensi insulin. Diabetes Melitus tipe II adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%) dari semua populasi diabetes, dan memiliki penyebab yang tidak begitu jelas. Faktor-faktor yang berperan antara lain sebagai berikut :
a.       Obesitas terutama yang bersifat sentral (bentuk apel),
b.      Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat,
c.       Kurang gerak badan,
d.      Faktor keturunan (herediter).
Di samping peranannya dalam penggunaan glukosa bagi tubuh, Insulin juga mempunyai pengaruh pada metabolisme protein dan asam nukleat. Sebagai contoh, Insulin mempermudah masuknya asam amino ke dalam sel, meningkatkan sintesis protein dalam ribosom, dan mempengaruhi pembentukan mRNA.
Insulin dapat dirusak oleh enzim Insulinase dalam hati. Hal ini terlihat pada t1/2 untuk insulin yaitu 6,5-9 menit.
III. DAFTAR PUSTAKA
1.      Ganong,William F. 2002. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN(edisi ke-20). Jakarta.EGC
2.      Poedjiadi, Anna dan F.M.Titin Supriyanti. 2006. DASAR-DASAR BIOKIMIA(edisi revisi). Jakarta: UI Press
3.      http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor Pendamping/Praweda/Biologi/ 0092%20Bio%202-11a.htm
4.      http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=1341)

Muhammad Wahid Muslim was graduated from Health Safety and Environment (HSE) at State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta in year 2012. He is also interested in Web-Design, Photography, Computer Security, Publich Health, and Islamic Values. This site was built by him for "Communicative, Informative, Educative, Attractive" educational only.

Visit My Site | Follow On Twitter | Find In Facebook

Share this article :
Untuk menggunakan emoticon, tulis kode disamping gambar saat berkomentar
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :n: :o: :p: :p: :p:
0 Comments
Tweets
Fb Comments

0 comments :

 

Join us on Facebook

Please wait..10 Seconds Cancel
Support : | |

WLTC