Public Health - WLTC
Headlines News :
Home » » Public Health

Public Health

PENCEMARAN UDARA OLEH KARBONMONOKSIDA DAN USAHA PENGHIJAUAN PERKOTAAN

Oleh: Muhammad Wahid Muslim

Abstract

Human health depends mostly on air. To breathe healthy human need approximate 25 kg of air daily. Carbon monoxide is colourless and odourless gas produced by internal combustion engine. Carbon monoxide is practically produced by artificial process and 80% assumed to come from the smoke of vehicles. Carbon monoxide is the silent killer, because it can form carboxyhaemoglobin (COHb), which has affinity 210 times stronger than O2 does to Hb. This reaction will result in the reduction of blood capacity to spread O2 into the tissues. Everyone is at risk for carbon monoxide poisoning.

The air pollution by CO should be followed by early protection and prevention through air pollution program, either in source, Air path and receiver aspect, and efforts city's reforestation. City's reforestation should be increased with decrease of carbon monoxide by result of the smoke of vehicles, or poison either.

Abstrak

Kesehatan manusia tidak terlpas dari udara. Udara normal yang diperlukan untuk bernafas harus memenuhi komponen udara yang tidak merugikan. Agar bernafas dengan sehat manusia memerlukan kurang lebih 25 kg udara/hari. Berdasarkan KEPMEN KLH NO.KEP 02/1988, karbonmonoxside (CO) adalah salah satu parameter pencemaran udara.Karbonmonoksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, diproduksi oleh pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau oleh pembakaran internal combustion engine. Karbonmonoksida secara praktis diproduksi oleh proses-proses yang yang artificial dan 80%-nya diduga berasal dari asap kendaraan bermotor. CO merupakan polutan yang cukup berbahaya yang dikenal dengan nama the silent killer, karena dapat membentuk formasi carboxyhaemoglobin (COHb), yang memiliki afinitas 210 kali dari afinitas O2 terhadap Hb, reaksi ini akan mengakibatkan berkurangnya kapasitas darah untuk menyalurkan O2 kepada jaringan tubuh. Setiap orang dengan kebutuhan O2 lebih besar seperti janin, bayi, anak-anak, dewasa, dan penderita jantung memiliki resiko tinggi terpapar dengan racun karbonmonoksida.

Terjadinya pencemaran udara oleh gas CO perlu diikuti dengan pengendalian dan penanggulangan yang cepat melalui air pollution control yang baik dari aspek source, air path, dan penerima (masyarakat), agar kadar CO di udara tidak mencapai kadar yang mematikan, bahkan dapat diturunkan sampai di bawah nilai ambang batas baku mutu udara ambient. Hal ini dapat tercapai dengan melibatkan peran serta seluruh masyarakat, lintas dimensi, dan lintas sektor dalam upaya penghijauan perkotaan untuk memperbaiki ekosistem. Dengan meningkatkan penghijauan di perkotaan berarti mengurangi CO akibat dari alat transportasi berbahan bakar bensin, atau polutan lainnya yang berperanan terjadinya efek rumh kaca atau gangguan iklim, sehingga tercipta kota sehat 2008 yaitu tercapainya lingkungan udara kota yang sehat, segar, dan bebas polusi.

Pendahuluan

CO adalah suatu gas yang tidak iritatif, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa yang terdapat dalam bentuk gas. Sektor transpotasi kendaraan bermotor merupakan sumber yang paling besar kontribusinya menghasilkan CO, NOx, Sox, dan Pb dibanding sektor industri, rumah tangga, dan pengolahan sampah kota. Kendaraan bermotor adalah sumber langsung yang mengemisikan pencemar ke atmosfer. Udara yang tadinya bersih menjadi kotor akibat adanya debu, partikel berbahaya dan kandungan karbonmonoksida yang berlebihan. Oleh karena itu, fungsi dan peranan penghijauan perkotaan sebagai paru-paru kota dan sebagai pengatur lingkungan (mikro) adalah sangat penting dalam penanggulangan pencemaran udara di daerah perkotaan yang dalam pelaksanaannya melalui pendekatan multidimensi, lintas sektor, lintas program dengan melibatkan pelaku pembangunan dan partisipasi masyarakat. Kebijakan pembangunan kesehatan Indonesia 2010 menempatkan program pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari sepuluh program ungulan.

Hal ini menimbulkan ketertarikan bagi saya untuk membahas masalah pencemaran udara oleh CO bersumber dari kendaraan bermotor dan upaya pengendaliannya.

PEMBAHASAN

A. Pengaruh CO di udara

Transportasi menghasilkan CO yang banyak diantara sumber-sumber CO lainnya, terutama dari kendaraan yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar, daerah-daerah yang berpenduduk padat dengan lalu lintas yang ramai, memperlihatkan tingkat polusi CO yang tinggi.Konsentrasi CO dipengaruhi oleh kesibukan atau aktifitas kendaraan bermotor yang ada. Semakin ramai kendaraan bermotor yang ada. Semakin tinggi tingkat polusi CO di udara. Konsentrasi CO di udara pada tempat tertentu dipengaruhi oleh kecepatan (emisi) pelepasan CO di udara dan kecepatan disperse dan pembersihan CO dari udara. Pada daerah perkotaan kecepatan pembersihan CO dari udara sangat lambat karena angin banyak yang terhalang oleh gedung-gedung tinggi, oleh karena itu kecepatan disperse dan pembersihan CO dari udara sangat menetukan konsentrasi CO di udara.

B. Pengaruh CO terhadap kesehatan

Seperti yang kita ketahui, Kontak CO dengan konsentrasi tinggi dengan manusia dapat menyebabkan kematian. Tetapi, kontak CO dengan konsentrasi yang relative rendah juga dapat menggangu kesehatan manusia. Pengaruh CO terhadap tubuh terutama disebabkan oleh reaksi antara CO dengan Hb yang kemudian membentuk COHb dalam darah, dimana semakin tinggi persentase Hb yang terikat dalam bentuk COHb, semakin parah pengruhnya terhadap kesehatan manusia.

Setelah kita melihat adanya pengaruh CO yang begitu besar bagi kesehatan kita, penghijauan perkotaan adalah salah satu kegiatan yang penting yang harus dilaksanakan di seluruh nusantara secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Menurut Dinas Pertamanan DKI (1978), penghijauan kota adalah suatu usaha untuk menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan taman-taman kota, taman-taman lingkungan, jalur hijau dan sebagainya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan diperkotaan terutama untuk pemukiman, seringkali lahan hijau menjadi korban, bahkan sekarang sudah meliputi daerah sekitarnya atau daerah batas kota. Sekarang banyak bekas tegalan dan kebun-kebun sudah berubah menjadi bangunan. Malah lebih cenderung menggunakan jenis yang non produktif. Sebaliknya keberadaan gas-gas seperti karbonmonoksida (CO) dan lainnya semakin meningkat terutama karena peningkatan kendaraan bermotor dan industri. Hasil sidang lingkungan hidup sedunia di Jepang, November 1991 menyatakan bahwa kendaraan bermotor sebagai penghasil CO adalah penyebab utama kenaikan suhu di dunia. Oleh karena itu, penghijauan perkotaan dianggap perlu untuk mengurangi tingkat polusi akibat CO. Karena, pada tumbuhan terjadi sebuah Proses fotosintesis yang terjadi bila ada sinar matahari, dibantu oleh enzim, yaitu suatu proses dimana zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik, katrbohidrat, serta O2.

6 CO2 + 6H2O sinar matahari dan klorofil enzim C6H12O6 + 6 O2

Jelasnya, tumbuhan hijau mengambil CO2 untuk proses fotosintsis dan mengeluarkan C6H12O6 serta O2 yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Oleh karena itu peranan tumbuhan hijau sangat diperlukan untuk menjarin CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Di samping itu berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan.

Manusia dan hewan mendapatkan makanan dalam keadaan yang sudah jadi yaitu berupa zat-zat organik. Sedangkan golongan hewan karnivora memperoleh makanan dari hewan-hewan lain. Herbivora memperoleh makanan dari tumbuhan yang dimakannya. Di sini terlihat bahwa tumbuh-tumbuhan satu-satunya makhluk hidup yang merupakan produsen sejati. Sedangkan hewan dan manusia hanyalah merupakan konsumen. Tumbuh-tumbuhn mengambil makanannya berupa zat-zat anorganik dari bumi dan langit menjdi zat-zat organic dengan menggunakan sinar matahari dan kloorofil. Setiap tahun tumbuh-tumbuhan di bumi ini mempersenyawakan sekitar 150.000 juta tonCO2 dan 25.000 juta ton hidrogenden dengan membebaskan 400.000 juta ton oksigen ke atmosfer, serta menghasilkan 450.000 juta ton zat-zat organic. Setiap jam, I ha daun-daun hijau menyerap 8 kg CO2 yang ekivalen dengan CO2 yang dihembuskan oleh nafas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama. Begitu pentingnya peranan tumbuhan di bumi ini. Dalam menagani krisis lingkungan terutama di perkotaan, sangat tepat jika keberadaan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan penghijauan sebagai unsur hutan kota. Oleh karena itu, pelaksanaan penghijauan secara konseptual yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan dengan mempertimbangkan aspek estetika, pelestarian lingkungan dan fungsional. Pelaksanaan harus sesuai dengan perencanaan begitu pula pemeliharaan harus di lakukan secara terus-menerus. Mengingat manfaat dan fungsi penghijauan adalah sebagai paru-paru kota dan sebagai pengatur lingkungan (mikro).

Saran dan diskusi

Perlunya berbagai upaya untuk mengendalikan pencemaran udara oleh gas CO melalui pendekatan multidimensi, lintas sektor, lintas program dengan melibatkan pelaku pembangunan dan partisipasi masyarakat. Berdasarkan paradigma kesehetan lingkungan penanggulangan pencemaran udara dapat sesuai dengan menerapkan air pollution kontrol baik pada sumber emisi, air path dan receiver serta upaya penghijauan perkotaan. Pokok-pokok penaggulangan CO dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan

  1. pendekatan teknologi
  2. pendekatan planologis (lokalisasi daerah sumber emisi; membagi kota dalam zonifikasi dan perencanaan system)
  3. Pendekatan edukatif, dengan pembinaan secara terus menerus kepada masyarakat baik dalam rangka motivasi maupun membangkitkan kesadaran ikut memelihara kelestarian lingkungan hidup.
  4. Pendekatan administratif, merupakan pendekatan yang mengikat semua pihak agar mengikuti ketentuan hokum (law enforcement), terhadap masyarakat aerta di binanya ketentuan-ketentuan administrative oleh petugas maupun aparat pelaksana pemerintahan dengan cara seksama.

Daftar Pustaka

  • Irwan, Zoer'aini Djamal. 1992. Prinsip-prinsip ekologi dan organisasi Ekosistem komunitas dan lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Hasyim, Hamzah. 2008. Pencemaran Udara oleh Karbonmonosida Bersumber dari Kendaraan Bermotor. Semarang. UNAIR Press.
  • WWW.journal.lib.unair.ac.id
  • Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2006. DASAR-DASAR BIOKIMIA(edisi revisi). Jakarta: UI Press

Muhammad Wahid Muslim was graduated from Health Safety and Environment (HSE) at State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta in year 2012. He is also interested in Web-Design, Photography, Computer Security, Publich Health, and Islamic Values. This site was built by him for "Communicative, Informative, Educative, Attractive" educational only.

Visit My Site | Follow On Twitter | Find In Facebook

Share this article :
Untuk menggunakan emoticon, tulis kode disamping gambar saat berkomentar
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :n: :o: :p: :p: :p:
2 Comments
Tweets
Fb Comments

2 comments :

  1. Aslm, kak wahid. Blog nya bagus nih . . .
    Diperbanyak ya kak. Adi

    ReplyDelete

 

Join us on Facebook

Please wait..10 Seconds Cancel
Support : | |

WLTC