Dasar Dasar Pengelolaan Lingkungan Industri Pupuk Urea - WLTC
Headlines News :
Home » » Dasar Dasar Pengelolaan Lingkungan Industri Pupuk Urea

Dasar Dasar Pengelolaan Lingkungan Industri Pupuk Urea


PENDAHULUAN

Masalah lingkungan yang kita hadapi pada hakikatnya adalah masalah ekologi manusia. Masalah itu timbul karena perubahan lingkungan yang menyebabkan lingkungan itu tidak atau kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia. Akibatnya adalah terganggunya kesejahteraan manusia. Di kalangan ilmuwan khusunya pakar Biologi lingkungan telah lama mendapatkan perhatian. Hal ini tidaklah mengherankan karena ekologi yang merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan salah satu cabang biologi yang penting. Dalam permasalahan lingkungan, yang dipersoalkan ialah perubahan yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Dengan makin besarnya jumlah manusia yang disertai dengan kebutuhan yang meningkat per orangnya dan meningkatnya kemampuan manusia untuk melakukan intervensi terhadap alam, baik alam abiotik maupun alam biotik, perubahan yang terjadi pada lingkungan makin besar pula. Perubahan yang makin besar itu misalnya arus energi dan daur materi, telah mengganggu proses alam sehingga banyak fungsi ekologi alam terganggu pula. Dampak gangguan fungsi ekologi alam terhadap kesejahteraan manusia makin terasa pula baik secara nyata maupun potensial. Inilah yang dirisaukan sejak 40 tahun yang lalu dan masalah tidak tampak berkurang, melainkan malahan nampak makin bertambah.

KONFERENSI STOCKHOLM

Sejak tahun 1950-an, masalah lingkungan mendapatkan perhatian tidak saja dari para ilmuwan, melainkan juga masyarakat umum dan politisi. Memicu perhatian itu ialah terutama terjadinya pencemaran oleh limbah industri dan pertambangan serta pestisida. Misalnya, di Jepang dalam tahun 1940-an dan 1950-an terjadi pencemaran oleh air raksa (Hg) dari limbah industri dan oleh cadmium (Cd) dari limbah pertambangan (Zn). Pencemaran itu telah menyebabkan penyakut keracunan yang berturut-turut disebut penyakit Minamata (itai-itai). Nama penyakit Minamata diambil dari tempat terjadinya keracunan tersebut yaitu di teluk Minamata. Secara Harfiah penyakit itai-itai berarti aduh-aduh, karena para korban mengaduh kesakitan. Kedua penyakit itu telah merenggut banyak korban jiwa.
Di Amerika, pada tahun 1962, terbitlah buku yang dikarang oleh Rachel Carson dan berjudul The Silent Spring dalam buku ini Carson menguraikan tentang adanya penyakit baru yang mengerikan dan kematian hewan yang disebabkan oleh pencemaran. Musim semipun menjadi sunyi. Laporan tentang pencemaranpun bertambah banyak.
Suara keprihatinan mengenai lingkungan semakin keras. Suara itu mulanya hanya terdapat dinegara maju, karena dinegara itulah orang merasa bahwa hidupnya yang aman dan makmur terancam oleh berbagai masalah lingkungan itu. Akan tetapi mereka tidak hanya mempermasalahkan lingkungan dinegara maju, melainkan juga lingkungan dinegara sedang berkembang.
Di Negara sedang berkembang orang semula berpendapat bahwa masalah itu bukan masalah mereka. Merekapun menentang gerakan lingkungan yang tumbuh di Negara maju, karena gerakan itu dianggap akan menghambat usaha pembangunan. Namun ternyata di Negara sedang berkembang pun terdapat masalah lingkungan. Misalnya di kota Sao Paulo Brazil dan banyak di kota Cina pencemaran udara tidak kalah parahnya disbanding Negara maju. Lingkungan perairanpun banyak yang tercemar oleh limbah rumah tangga, misalnya tinja, sehingga sering terjadi ledakan penyakit muntah berak. Sehingga munculah kesadaran akan adanya masalah lingkungan makin meluas.
Dengan kesadaran makin meluas itu pada tahun 1972 berkumpulah lebih dari 100 negara anggota PBB di Stockholm untuk membicarakan masalah lingkungan yang dihadapi dunia. Konferensi itu kini dikenal dengan Konferensi Stockholm. Dengan adanya konferensi ini lingkungan tidak lagi merupakan masalah satu Negara saja, melainkan telah menjadi masalah internasional. Konferensi itupun sepakat untuk mengusulkan didirikannya sebuah badan PBB khusus untuk masalah lingkungan. Badan itu kemudian didirikan dengan nama United nations Environmental Programme yang bermarkas besar di Nairobi, Kenya.

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

                Dengan adanya Konferensi Stockholm masalah lingkungan yang dihadapi dunia tidak dapat teratasi. Pada satu pihak Negara maju masih meneruskan pola hidupnya yang mewah dan boros serta yang mencemari lingkungan. Jumlah industri, kendaraan bermotor, dan konsumsi energi terus meningkat sehingga limbah yang dihasilkan makin bertambah banyak. Usaha untuk mengurangi limbah itupun tidak banyak dilakukan, termasuk limbah berbahaya dan beracun. Amerika dan Belanda misalnya, dihebohkan dengan adanya limbah beracun yang mencemari pemukiman. Pada lain pihak Negara sedang berkembang meningkatkan eksploitasi sumberdaya alamnya untuk dapat meningkatkan pembangunannya dan untuk membayar utang luar negerinya. Karena kemampuan ekonomi dan teknologi serta kesadaran lingkungan yang masih terbatas, peningkatan pembangunan itu tidak disertai dengan tindakan yang memadai untuk melindungi lingkungan. Maka, kerusakan lingkungan sumberdaya karena eksploitasi yang berlebihan dan cara yang sembrono sehingga pencemaran lingkungan pun terjadi di Negara sedang berkembang.Apabila masalah-masalah ini tidak dapat dikendalikan tidak saja akan terjadi pengurasan sumberdaya melainkan berbagai fungsi ekologi lingkungan yang berguna bagi manusia akan mengalami kerusakan. Dengan kerusakan itu tidak saja tumbuhan dan hewan akan terancam kepunahan, melainkan manusia pun akan menghadapi bahaya yang serupa atau paling sedikit akan mengalami banyak kesulitan. Gejala kearah itu sudah mulai nampak. Dengan demikian pembangunan yang didambakan akan menaikkan tingkat kesejahteraan umat manusia justru akan menurunkannya, karena lingkungan tidak lagi mampu mendukung kehidupan yang sehat. Seharusnya pembangunan itu tidak bersifat serakah untuk kepentingan diri sendiri melainkan memperhatikan juga kepentingan anak cucu dengan berusaha meninggalkan sumberdaya yang cukup dan lingkungan yang sehat yang dapat mendukung kehidupan mereka dengan sejahtera.


PENGELOLAAN LINGKUNGAN
            Pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia mempunyai landasan hokum yang kuat melalui UU no 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,

KARAKTERISTIK LIMBAH INDUTRI PUPUK

Jenis limbah yang dihasilkan oleh industri pupuk adalah limbah cair, gas dan padat.

1.            Limbah Cair
Ø  Limbah cair mengandung amoniak dan urea berasal dari pabrik amoniak dan pabrik urea
Ø  Limbah cair mengandung minyak berasal dari compressor dan pompa
Ø  Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit Demineralisasi
Ø  Limbah Cair mengandung Lumpur berasal dari pengolahan air
Ø  Limbah Sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan Koliform

2.            Limbah Gas dan Kebisingan

Ø  Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer dari pabrik utilitas dan pabrik amoniak. Diatasi dedngan pengoperasian boiler sesuai SOP dan pembakaran gas alam dengan oksigen berlebih
Ø  Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir. Diatasi dengan pengendalian urea dust separator system wet scrubber dan penggantian filter secara kontinyu
Ø  Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik amoniak diatas dengan memasang Unit Hydrogen Recovery untuk memisahkan NH3 dan H2
Ø  Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak dan pabrik urea diatasi dengan keharusan setian pekerja memakai alat penyumbat telinga

3.            Limbah Padat
Ø  Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung oksida-oksida dari : Ni, Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan penyimpanan sementara ditempat yang aman kemudian dijual kembali
Ø  Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan pemasangan peralatan dust collector, dehumidifier dan exhaust fan, urea dust dan waste dilarutkan kembali kemudian direcycle

PRINSIP PENGELOLAAN LINGKUNGAN INDUSTRI PUPUK

1.            Prinsip Pengelolaan Lingkungan
Ø  Pengendalian dan penanggulangan Pencemaran
Ø  Monitoring limbah dan kondisi lingkungan
Ø  Pemeliharaan kondisi lingkungan

2.            Strategi Pengendalian dan Penanggulangan Limbah
a)      Pencegahan terjadinya insideen pencemaran
Ø  House Keeping, untuk mencegah terjadinya kebocoran, ceceran atau tetesan bahan pencemar
Ø  Mengendalikan kondisi operasi pabrik sesuai SOP
Ø  Operasi penanggulangan keadaan darurat
Ø  Melakukan minimisasi limbah dengan cara daur ulang (recycling), penggunaan kembali (reuse)

b)      Memasang dan mengoperasikan alat pengolah limbah
c)      Pemantauan kualitas air limbah dan air sungai

3.            Manajemen Pengolahan Limbah
a)      Organisasi Pengelola Lingkungan
Manajemen Pengolahan Limbah ditangani secara structural dan fungsional yang mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab :
Ø  Struktural : berdasarkan structural organisasi Perusahaan uang ada
Divisi Produksi : pengoperasian unit pengolahan limbah susai SOP
Divisi Pemeliharaan : pemeliharaan unit pengolahan limbah agar dapat beroperasi kontinyu
Biro Pengawasan Proses : evaluasi unjuk kerja unit-unit pengolahan limbah, serta analisa kualitas limbah
Biro Keselamatan dan Lingkungan Hidup/Bagian Ekologi : pemantauan lingkungan dari aspek fisika-kimia-biologi dan aspek social-ekonomi-budaya
Bagaian Pertamanan  dan  Kebersihan Lingkungan  : menjaga kebersihan dan penghijauan lingkungan

Ø  Fungsional
Berdasarkan fungsi-fungsi yang terbagi dalam 3 bidang pada struktur organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dengan rincian tugas sebagai berikut :
Bidang Lingkungan Hidup : Menangani kasus pencemaran lingkungan
Bidang Hyperkes : pemantauan kondisi lingkungan kesehatan kerja karyawan yang diakibatkan oleh aktivitas pabrik
Bidang Keselamatan Kerja : Pemeriksaaan Kebocoran gas-gas mudah terbakar, beracun dan mudah meledak di area pabrik

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

            Agar tidak mencemari lingkungan maka seluruh limbah cair diolah terlebih dahulu dengan proses fisika, kimia, biologi atau gabungan ketiga proses tersebut, sebelum dibuang ke lingkungan (sungai). Unit pengolahan tersebut antara lain :

1.            Kolam Pengendap Lumpur
Terdiri dari dua kolam yang beroperasi parallel, yang mempunyai tujuan utama untuk memisahkan bahan-bahan padat yang terkandung dalam air limbah yang berasal dari : backwash sand filter, blowdown clarifier dan blodown boiler. Kapasitas dari dua kolam inisekitar 9 juta gallon dan cukupmampu untuk menampung Lumpur dalam selang waktu 6 tahun. Overflow dari kola ini akan mengalir ke Kolam Equalisasi / stabilisasi.

2.      Kolam Netralisasi

Unit ini berfungsi untuk menetralkan air buangan yang bersifat asam atau basa, yang berasal dari : regenerasi unit penukar ion di unit demineralisasi. Untuk mencapai pH netral (=7,0) kolam ini dilengkapi deengan mixer dan perlengkapan untuk menambahkan asam sulfat atau kaustik seperti yang diinginkan. Kapasitas kolam adalah 100.000 galon, cukup untuk waktu ritensi 3 – 4 jam. Keluaran dari kola mini dialirkan ke kolam equalisasi/stabilisasi.

3.       Unit Sanitasi
Unit ini dirancang untuk memproses air limbah sanitasi dengan system Lumpur aktif, dilanjutkan dengan aerasi udara dan klorinasi. Unit ini mempunyai kapasitas retensi desain sekitar 50.000 galon. Keluaran kola mini dialirkan ke kolam stabilisasi.

4.      Unit Pemisah Air Berminyak
Unit ini dirancang untuk mengolah buangan minyak dari kompresor pabrik amoniak, dan buangan minyak dari utility dan urea dengan metode perbedaan berat jenis. Unit ini mempunyai dedsign kapasitas pemrosesan 300 gpm, daya tampung cairan 3.600 gallon, konsentrasi minyak keluaran 1,5 mg/l

5.      Unit Pemisah Amoniak
Unit ini dirancang untuk memisahkan amoniak yang terkandung dalam air buangan dengan metoda Steam Stripping. Metoda pemisahan yang dipakai adalah proses pelepasan amoniak dengan steam. Jika amoniak dalam air buangan dikontakkan deengan aliran steam berlawanan arah dalam suatu menara berpacking maka amoniak akan dibebaskan.
Beberapa factor yang mempengaruhi efisiensi proses pelepasan amoniak adalah : jenis unit stripping, pH, Suhu Laju pembebanan dan pengendapan kerak.

6.      Kolam Ekulaisasi/Stabilisasi
Kola mini berfungsi untuk menstabilkan air limbah agar kualitasnya sama (equal) dengan kualitas air sekitarnya.

PEMANTAUAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PUPUK

            Program pemantauan lingkungan untuk menjaga kualitas iar limbah dan badan air penerima (sungai) dilakukan secara kontinyu oleh bagian ekologi yang dianalisasi oleh laboratorium intern, dan laboratorium intansi pemerintah yang terkait dengan pemantauan lingkungan.

BAKU MUTU AIR LIMBAH

            Baku Mutu Air Limbah industri pupuk berpedoman kepada peraturan-peraturan yang ada baik ditingkat pusat maupun daerah. Baku Mutu Air limbah industri pupuk mengacuk kepada Surat Keputusan Gubernur nomor 6 tahun 1999 dan Surat Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup nomor 122 tahun 2004 yang merupakan perubahan dari Surat Keputusan KLH nomor 51 tahun 1995.



by: Muhammad Wahid Muslim, SKM
WLTC | Wahed Labs Technologies Center -


Studi Kasus: Laporan Magang Saya di PT Pupuk Kujang Cikampek, tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Fase Padat dan Cair.

Muhammad Wahid Muslim was graduated from Health Safety and Environment (HSE) at State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta in year 2012. He is also interested in Web-Design, Photography, Computer Security, Publich Health, and Islamic Values. This site was built by him for "Communicative, Informative, Educative, Attractive" educational only.

Visit My Site | Follow On Twitter | Find In Facebook

Share this article :
Untuk menggunakan emoticon, tulis kode disamping gambar saat berkomentar
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :n: :o: :p: :p: :p:
3 Comments
Tweets
Fb Comments

3 comments :

  1. :p: cara minimalisasinya gmana ya, saya ada tugas nih

    ReplyDelete
  2. bagus gan. cuma kurang daftar putakanya hehe

    ReplyDelete
  3. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.pengurangan biaya yang dijalankan
    Harga
    Terjangkau
    Cost saving
    Solusi
    Penawaran spesial


    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management
    OUR SERVICE
    Coagulan
    Flokulan
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    Other Chemical
    RO Chemical
    Hand sanitizer
    Evaporator
    Oli Grease
    Karung
    Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
    Zinc oxide
    Thinner
    Macam 2 lem

    ReplyDelete

 

Join us on Facebook

Please wait..10 Seconds Cancel
Support : | |

WLTC